Masa Lalu dalam Kaca Spion
Tidak dapat dielakkan bahwa selain berkaitan dengan masa depan, masa kini juga berhubungan dengan masa lalu. Masa lalu membuat hal yang terjadi di masa kini; masa kini dan segala tindakan di saat ini akan memengaruhi kejadian di masa depan. Seperti garis yang menggabungkan minimal dua titik dengan perbedaan jarak di dimensi ruang yang sama: masa lalu, masa kini, dan masa depan berkaitan dengan hukum sebab-akibat yang tidak bisa dipisahkan.
Selain berkaitan, penyebutan masa lalu, kini, dan mendatang hanya terletak pada kapan hal tersebut disebutkan. Masa kini akan menjadi masa lalu jika dibicarakan di saat kondisi tersebut sudah terlewati dengan variabel waktu yang terus bergerak. Hal yang sama juga terjadi pada masa lalu dan mendatang.
Baca Juga:
Kerap kali, manusia yang menjalani waktu dan selalu berpindah maju dari satu titik ke titik waktu yang lebih baru akan menggunakan pengalaman di masa lalu–yang tentu saja sudah terlewati–agar tindakan di masa kini lebih presisi dan menghasilkan masa depan yang sesuai dengan harapan.
Walaupun demikian, tindakan yang lebih “terlatih” akibat berkaca pada masa lalu tidak selalu berujung pada masa depan yang sesuai dambaan. Banyak variabel yang berada di luar kuasa manusia dalam memastikan bahwa segala hal akan benar-benar sesuai dengan keinginan. Hal itu–tentu saja–perlu diterima, apapun yang terjadi.
Tidak terima terhadap masa kini yang telah menjadi masa lalu akan membuat manusia melekat pada sesuatu yang secara absolut bukan lagi dalam ranah kuasanya. Masa lalu tidak dapat diperbaiki dan keinginan kuat untuk kembali ke masa lalu hanya akan menimbulkan tekanan yang berlipat: tekanan nyata di masa kini akibat hasil dari realita di masa lalu dan penyesalan atas hal yang sudah menjadi masa lalu. Masalah mental jelas akan timbul akibat perilaku ini.
Beranjak dari pemahaman tersebut, akan banyak solusi yang dapat ditempuh agar tekanan di masa kini tidak berlipat dan menghasilkan masalah mental. Salah satu solusi yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan perumpamaan kaca spion yang terpasang pada kendaraan.
Salah satu komponen yang harus ada dari kendaraan adalah kaca spion–yang dapat memperlihatkan kondisi di belakang pengendara. Dalam konteks nyata, spion adalah perangkat yang penting untuk menghindarkan diri dari kecelakaan–salah satunya–akibat tidak mengetahui kendaraan lain yang akan menyalip dari belakang. Spion tentu saja berfungsi melihat apa yang ada dibelakang dan sudah terlewati; spion dapat dianalogikan sebagai kaca untuk melihat masa lalu dalam membimbing pengendara untuk terus berjalan maju dengan selamat.
Melihat bayangan dalam kaca spion adalah hal yang diperlukan. Walaupun demikian, terlalu fokus dengan bayangan dari hal yang sudah terlewati akan membuat fokus utama dalam melihat apa yang ada di depan menjadi terbagi. Terlalu fokus pada bayangan dalam kaca spion sama seperti terlalu fokus terhadap bayangan akan masa lalu.
Alih-alih menolong untuk berjalan ke depan, fokus ke masa lalu yang membuat disorientasi akan kekinian hanya akan membuat pengendara mengalami kecelakaan karena tidak fokus terhadap masa kini dan apa yang ada di depan mata. Jadi, cukup melihat spion–masa lalu–seperlunya dan tetap fokus pada masa kini yang sedang melaju ke masa depan.