Dwikora Putra: PWI Bukan Warisan Orde Baru

GemaBali (Denpasar) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kerap mendapat tudingan miring, seperti organisasi wartawan warisan Orde Baru karena dikenal dekat dengan pemerintah pada beberapa masa di Indonesia.
Ketua PWI Bali, IGMB Dwikora Putra merasa perlu meluruskan persepsi keliru tersebut. Dalam kegiatan Orientasi Keorganisasian dan Kewartawanan PWI Provinsi Bali, Sabtu (13/5/2023) di Denpasar, dirinya menjelaskan sejarah berdirinya PWI di Indonesia.
Kata dia, berdirinya PWI tidak terlepas dari semangat perjuangan ketika Indonesia baru berdiri. PWI terbentuk pada 9 Februari 1946, beberapa bulan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekannya.
"Sebagai organisasi kewartawanan pertama, PWI membawa pesan persatuan di mana para wartawan punya wadah untuk menyatukan persepsi," ujar Dwikora.
Dalam perjalanannya, PWI selalu sejalan dengan pemerintah sebagai mitra dalam mengabarkan program dan kebijakan pemerintah, dari dulu hingga sekarang.
"Bidang kerja utama PWI adalah pendidikan. Kami dari dulu berusaha meningkatkan kompetensi wartawan dengan banyak mengadakan pelatihan. Itu bukti bahwa kami bukanlah warisan Orde Baru seperti anggapan selama ini di masyarakat," cetus Dwikora.
Pasca reformasi, ketika pers begitu bebas dan banyak terjadi sengketa pers, PWI berada di garis depan sebagai mediator antara perusahaan media atau wartawan yang diperkarakan dengan perusahaan atau perseorangan yang merasa keberatan dengan berita yang dibuat wartawan.
"JIka wartawan bergabung dengan organisasi pers menjadi lebih mudah untuk menyelesaikan masalah. Jika wartawan tak punya organisasi, akan sulit bagi kami untuk menjembatani," jelas dia.
Maka itu, PWI Bali mengadakan pembekalan bagi calon anggotanya. Terdapat 31 wartawan seluruh Bali yang ikut serta dalam kegiatan orientasi itu.
"Ini juga untuk mengenalkan kembali PWI bagi generasi muda Indonesia, di tengah banyaknya muncul organisasi wartawan saat ini," terang Dwikora. (Wij)