Tahu di Bali Makin Tipis, Ini Penyebabnya!
GemaBali (Denpasar)- Ketua Pusat Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (PUSKOPTI) Bali Sutrisno mengungkapkan bahwa sejumlah perajin tahu tempe di Bali kurangi ketebalan tahu untuk menyiasati lonjakan harga kedelai.
Sutrisno mengatakan sejak melonjaknya harga kedelai pada 1 Oktober 2023, hal tersebut telah dilakukan sebagian besar perajin di Bali. Ia mengatakan saat ini, harga kedelai mencapai Rp 12.850 per kilogram (kg).
"Sebelum Oktober atau di September harga kedelai berkisaran Rp 10.650 per kg. Jadi, naiknya Rp 2 ribu lebih dalam kurun waktu sebulan ini," kata Sutrisno,yang dikutip dari Denpasar, Bali, Senin (6/11/2023).
Kemudian, Sutrisno menyebut melonjaknya harga kedelai disebabkan oleh melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Ia menjelaskan karena kondisi tersebut, perajin memilih mengurangi ketebalan tahu agar tidak menaikkan harga jual.
"Volume yang tadinya seumpama 2 sentimeter kami kurangi sekitar 8 milimeter untuk ketebalan tahunya. Sedangkan, untuk tempe yang biasanya kami produksi 1 kg menjadi 10 bungkus, kami kembangkan 13 bungkus. Jadi, menyesuaikan harga kedelai yang ada," Jelasnya.
Selain itu, ia juga mengatakan konsumen di pasaran sendiri tak berkenan apabila harga tahu serta tempe naik. Terkait hal tersebut, Sutrisno mengaku para perajin tentu mendapatkan keluhan dari konsumen.
"Mereka tanya lho kok sekarang tahunya jadi tipis-tipis begini? Tadinya tebal sekarang kok tipis? Rata-rata seperti itu ya, karena harga kedelai naik otomatis mereka bisa menyadari juga," ujarnya.
Sutrisno mengaku, sebelumnya telah bersurat kepada Gakoptindo, Bappenas, hingga instansi terkait untuk permohonan pemberian subsidi kedelai bagi para perajin.
"Supaya (perajin) bisa bertahan di dalam usahanya. Karena ini untuk konsumsi masyarakat kecil menengah dan semuanya masih membutuhkan tempe tahu," imbuhnya.
Sementara itu, Sutrisno mengatakan hingga saat ini anggota PUSKOPTI Bali kurang lebih berjumlah 2 ribu orang. Setiap bulannya, produksi tahu tempe yang diserap sebanyak 2 ribu ton.(pa)