Seriusi ‘Work from Bali', Dispar Lakukan 'Roadshow' ke Jakarta
Gemabali.ID (Jakarta) - Program ‘Work from Bali’ adalah program affirmative action yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dalam rangka pemulihan pariwata sekaligus perekonomian Bali.
Baca Juga:
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa yang didampingi Kepala Biro Ekbangi, Tjok Bagus Pemayun, dan perwakilan dari Bappeda, Wayan Sudarsa di Jakarta pada hari terakhir pelaksanaan pada Jumat (4/6).
Dalam roadshow ini Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali mengajak 10 (sepuluh) elemen industri pariwisata yang tergabung dalam Bali MICE Forum. Menurutnya, roadshow dan presentasi dilakukan ke beberapa kementerian dan lembaga yang ada dibawah koordinasi Kemenkomarves RI pada 2 Juni hingga 4 Juni 2021.
Kantor-kantor kementerian yang dikunjungi dalam Roadshow ini antara lain, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Investasi dan Penanaman Modal, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Lingkungan Hidup.
“Roadshow juga dilakukan ke beberapa kementerian lain seperti Kementerian Keuangan, dan beberapa BUMN seperti PT Taspen, Pertamina, Telkom dan Pegadaian serta Kantor Bank Indonesia,” ujar Astawa.
Selain ke lembaga pemerintah roadshow juga menyasar peerusahaan swasta khususnya e-commerce yaitu, Sophee, Bukalapak, Tokopedia, Linkaja, DANA serta OPPO.
“Roadshow ini dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman agar para Kementerian maupun lembaga pemerintah maupun swasta untuk mau berkunjung, melaksanakan kegiatan maupun bekerja dari Bali,” ujarnya.
Astawa mengatakan, dengan banyaknya orang yang melaksanakan kegiatan dari Bali, maka akan berpengaruh terhadap akupansi usaha akomodasi, selain transaksi di berbagai sektor khususnya pariwisata yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.
“Seperti diketahui saat ini di kwartal pertama pertumbuhan ekonomi Bali terkontraksi minus 9,8%. Itu artinya, tidak ada pergerakan ekonomi di Bali bahkan minus. Maka itu, kita harus memperbanyak demand bagi akomodasi, transportasi maupun UMKM yang mendukung pariwisata Bali,” jelasnya.
Selain itu program Work from Bali juga sebagai trial atau uji coba terhadap segala daya upaya yang telah dilakukan untuk membangkitkan pariwisata Bali. Mulai dari membangun trust atau kepercayaan melalui sertifikat CHSE, simulasi implementasi CHSE, vaksinasi dan lain sebagainya.
“Sekarang saatnya kita harus [lakukan] trial sebelum wisatawan berkunjung ke Bali. Ini adalah bagian dari tiga T yang kita laksanakan selama ini yaitu Trust, Trial dan Travelling, tentunya dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan,” sebutnya.
Ditambahkan Astawa, jika program ini berhasil, maka ini juga akan menjadi media promosi yang akan meningkatkan trust bagi wisatawan asing untuk datang ke Bali.
‘Dari hasil kunjungan kami, hampir semua lembaga menyatakan sangat mendukung program Work from Bali. Akan tetapi masing-masing lembaga akan mencari format yang tepat sehingga program ini dapat mencapai sasaran dan tidak melanggar peraturan dan perundang-undangan yang ada,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Bali MICE Forum Putu Gede Wiwin Gunawasika menyambut baik dan sangat mengapresiasi usaha pemerintah dalam rangka memulihkan pariwisata Bali.
“Kegiatan roadshow ini menurut saya ibarat sebuah oase di padang pasir yang [bisa] memberi harapan di tengah ‘kehausan’ yang dirasakan cukup panjang. Mudah-mudahan program ini berjalan dengan lancar sehingga akan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat Bali,” ujarnya. (Wij/Dps/rls)